Sebagai pengusaha, saya tentu banyak menjadi konsumen juga misal saya adalah konsumennya ROLAND, saya konsumennya BANK, saya juga konsumen suplier2 bahan baik yang di luar negeri atau di indonesia.
Tentu menyenangkan kalo kita dapat layanan prioritas dari mereka, misal kalo saya datang langsung ditemu oleh bosnya atau ownernya. Tapi ternyata kondisi tidak selalu begitu, saya lebih sering dilayani oleh salesnya walau saya juga punya akses untuk langsung ke bos nya tapi si bos selalu berusaha menghindar secara halus.
Misal seperti ROLAND, mungkin sudah ndak terhitung dengan sepuluh jari berapa banyak mesin ROLAND yang saya beli, berapa banyak kerjasama pengembangan tinta atau bahan yang sudah saya lakukan dengan mereka tetapi saya TIDAK PERNAH DILAYANI OLEH BOSS nya langsung. Tetap saja yang melayani adalah sales-sales sesuai divisinya. Tapi kalo untuk urusan yang penting banget baru saya akan kontak dengan boss nya tapi selanjutnya tetap akan ditindaklanjuti para crew nya.
Awalnya saya juga kesal karena merasa tidak diperhatikan dan pernah berpikiran ingin pindah vendor saja, mungkin di tempat lain boss nya mau melayani saya. Ah ternyata di MIMAKI pun saya juga ndak ketemu bosnya karena bossnya ada di singapore dan jarang di Indonesia. Ke ASABA juga begitu pasti paling banter ketemu dengan P RONI (kebetulan namanya sama dgn saya) sebagai ketua divisi printing di ASABA.
Dari situ akhirnya saya paham satu hal yaitu bahwa semua perusahaan yang mapan memiliki SISTEM ORGANISASI USAHA. Akhirnya saya sadar para big boss itu tidak mau melayani saya secara langsung bukan karena tidak peduli atau katakanlah tidak menghargai saya tetapi mereka harus patuh dengan sistem organisasi usaha yang telah mereka buat dan sepakati dengan crew nya. Jadi setiap orang sudah memiliki fungsi dan tugas masing-masing dalam perusahaan tersebut, sehingga jika bossnya selalu mengambil alih tugas sales atau kepala toko atau kepala produksinya maka sistem usaha tidak akan berjalan dan karyawan juga tidak akan mandiri atau berkembang. Nanti malah terjadi de-sentralisasi dimana kalo ndak ada boss nya maka kegiatan usaha tidak berjalan.
Selain itu saya akhirnya juga paham bahwa para big boss itu kerjaannya pergi-pergi terus untuk mencari hal baru yang bisa ditambahkan dalam list jualan mereka sehingga perusahaannya bisa berkembang mengikuti perkembangan zaman. Jadi wajar kalo boss2 itu sampe ndak punya waktu melayani saya.
Nah dari pemikiran itulah akhirnya saya berusaha mengikuti pola kerja mereka, saya hapalin kalo bagian nagih siapa, bagian sales nyiapin mesin siapa, bagian kepala toko yang bisa saya ajak nego siapa. Setelah semua saya hapalin maka kebutuhan saya pun juga lancar. Orderan saya tidak pernah telat, layanan PRIORITAS pun tetap saya dapat (walau hanya dilayani karyawan) dan semuanya pun menjadi senang karena si big boss ROLAND pun selalu bilang kalo mereka selalu memperhatikan RONIta (bukan p roni nya tapi RONIta sebagai perusahaan) sebagai partner yang strategis.
Di sisi lain saya pun juga akhirnya begitu, saya juga menerapkan sistem organisasi usaha seperti perusahaan2 tersebut. Saya membentuk divisi walau kecil2an untuk mengurusi semua kegiatan usaha di RONIta sehingga saya bisa fokus untuk pengembangan produk RONIta dan toko online kami.
Nah intinya..untuk sukses itu jangan manja, jangan suka merengek-rengek seperti anak kecil, jangan suka marah, jangan suka emosi kalo misa ada ketidaksalahan karena namanya manusia juga pasti ada salahnya. Sifat-sifat seperti ini biasanya sangat dihindari oleh pemain2 bisnis berpengalaman. Saya pernah di percetaka offset yang mana ada konsumen yang marah2 sampe gebrak2 meja, mungkin bagi dia itu keren dan bisa membuat semua orang takut. Padahal pada kenyataannya dia juga ndak dapat apa2.
Malah saya salut dengan reseller2 RONIta kalo menyampaikan masukan lebih santun dan enak dimengerti oleh kami sehingga kami pun juga bisa mencerna dan meresponnya dengan baik.
Jadi begitulah seharusnya…jangan terlalu meninggikan diri kita kalo mau sukses..kita harus bisa bekerjasama dengan semua pihak. Tetap kalem dan tenang dalam menjalankan roda usaha yang memang bisa membuat emosi muntap tapi kita tetap harus bisa mengontrolnya.
Bantulah vendor anda untuk menjadi profesional dengan sikap kita yang profesional juga jangan cuman asal menuntut. Misal bayar tagihan rutin atau tidak nunggak2, trus pesen barangnya kontinyu tidak hanya sekali-kali, sediakan waktu untuk diskusi dengan mereka agar kerjasama semakin baik. InsyaAlloh dengan menebar kebaikan dulu maka kita juga akan mendapatkan kebaikan pula.
Sukses itu bukan dengan emosi
Sukses itu bukan dengan mencemooh atau mempermalukan orang di depan umum
Sukses itu bukan suka menekan pihak lain dengan kekuasaan kita
Sukses itu bukan hak kita sendiri tapi juga hak orang lain juga
Begitulah bisnis sob…kepala dan hati harus tetap dingin..kita harus tetap wise walau kadang kena semprot yang bisa membakar hati.
He he he…mau sukses kan pastinya? ayo sukses bareng-bareng jangan sendirian, banyak sharing akan memperkaya wawasan dan memudah kita memperbaiki layanan usaha kita
—salam kreatif—by RONIta
You must be logged in to post a comment.